Selasa, 26 Agustus 2008

DARI RUMAH MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI


Kebutuhan sehari-hari yang semakin menggila harganya akibat situasi ekonomi-politik-sosial tidak pasti, membuat ekonomi rumah tangga kalang kabut. Aneh tapi langka bila kondisi rumah tangga tenang-tenang saja di tengah situasi seperti ini.

Bagi rumah tangga pas-pasan pasti morat-marit akibatnya. Anak-anak yg sedianya berhak atas uang saku sekolah Rp 5.000,-, bisa jadi harus dikurangi menjadi 3.500,- karena sang ibu harus belanja kebutuhan sehari-hari yg tidak terkejar.

Di sinilah pentingnya membangun ekonomi berbasis rumah tangga, setidaknya sekedar menambah penghasilan utk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bagi orang tua yg sdh memperoleh amanat berupa anak-anak, hidup bukan lagi mengejar kekuasaan atau harta berlimpah ruah.

Yang paling utama adalah kebutuhan sehari-hari tercukupi. Boro-boro mikir jadi legislatip lalu ramai-ramai daftar jadi caleg, untuk belaja esok hari saja jadi persoalan besar...


Di sinilah kunci utama bagaimana kita akan berbagi selama masih ada kesempatan untuk saling membantu dan tolong-menolong menghidupkan ekonomi rumah tangga untuk menghidupkan roda kehidupan rumah tangga berbasis kerumahtanggaan.

Selamat berjumpa dan bergabung dalam edisi harian, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan untuk mencari solusi ekonomi rumah tangga secara mandiri....

--gunung buku--